Rabu, 18 Maret 2009

Kekuatan Maha Dahsyat

ini gambar untuk koleksi ruhiyah pribadi.....
ceritanya,
Kok batu segede itu bisa ‘mengapung’. Ini bukti nyata dan tak terbantahkan kalau Rasulullah itu pernah melakukan perjalanan Mi’raj.
Subhannallah. ..
Bukti kebesaran Allah SWT ….Batu tempat duduk Nabi Muhammad SAW saat Isra Mi’raj sampai kini masih tetap melayang di udara.Pada saat Nabi Muhammad mau Mi’raj batu tsb ikut, tetapi Nabi SAW menghentakan kakinya pada batu tsb, maksudnya agar batu tsb tak usah ikut.Kisah Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW tentang batu gantung tsb yang berada dalam masjid Umar (Dome of the Rock) di Lingkungan Masjidil AQSHA di Yarusalem
Ini foto dari teman saya sewaktu melawat Al Aqsa (yg sebenarnya) di Jerusalem, Subhanallah …Foto ini bisa lolos karena tidak diketahui oleh pihak israel yg menjaga tempatnya dengan sangat ketat.
Sampai sekarang mesjid dome of rock ditutup untuk umum, dan Yahudi membuat mesjid lain Al Sakhra tak jauh disebelahnya dengan kubah “emas” (yg sering terlihat di poster2 yg disebarkan ke seluruh dunia dimana2) dan disebut sebagai Al Aqsa,untuk mengelabui ummat islam dimana mesjid Al Aqsa yang sebenarnya, yang Nabi Muhammad SAW pernah sebutkan Al Aqsa sebagai “mesjid kubah biru”.
Saat ini mesjid Al Aqsa yg sebenarnya sudah diambil alih oleh israel dan rencananya mau dihancurkan untuk diganti sebagai tempat ibadah mereka karena bersebelahan dengan tembok ratapan.

Hajar Aswad story


Rie mencuplik ini dari Era Muslim......., ceritanya.
Hajar Aswad Bukan Meteorit
Kalau dikatakan bahwa hajar aswad itu meteorit, sebenarnya agak kurang tepat juga. Sebab yang namanya meteorit itu pecahan benda-benda angkasa yang tertarik oleh gravitasi bumi. Padahal dalam riwayat resmi versi Allah SWT, batu hitam itu didatangkan dari surga. Dan surga bukan angkasa di sekitar bumi. Juga bukan nyasar dan terpengaruh gravitasi bumi, sebagaimana batu meteorit lainnya.
Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda, "Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam. (Jami al-Tirmidzi al-Hajj (877), derajat hadis Hasan Shahih).
Jadi Rasulullah SAW jauh lebih tahu urusan hajar aswad ketimbang kita, yang hanya dengar-dengar saja lalu mengatakannya sebagai meteorit. Bukan, hajar aswad bukan sekedar meteorit melainkan batu yang asalnya dari surga nun jauh di sana.
Kenapa Kita Mencium Hajar Aswad
Para orientalis kafir yang sejak awal memang dengki kepada umat Islam, selalu menuduh umat Islam ambigu. Kata mereka, umat Islam di satu sisi tidak mau menyembah berhala, tapi disisi lain malah menyembah hajar aswad dan ka'bah.
Ini bukti bahwa ilmu para orientalis itu sangat dangkal dan sama sekali tidak tahu sejarah Arab. Padahal sejarah sudah sangat jelas menunjukkan bahwa orang Arab sejak dahulu tidak pernah menyembah hajar aswad, apalagi ka'bah. Tidak pernah ada satu pun literatur yang menyebutkan bahwa bangsa arab pernah melakukannya.
Bangsa Arab di masa paganismenya menyembah 360 berhala yang diletakkan di dalam dan di sekeliling ka'bah. Tapi tidak pernah menyembah ka'bah. Demikian juga, mereka tidak pernah menyembah batu hitam (hajar aswad). Yang mereka sembah itu patung yang diukir dan dibuat membentuk dewa-dewa. Tapi mereka tidak pernah menyembah batu sebagai bahan dasar pembuatan patung.
Makanya tanpa harus diajari lagi, orang Arab yang kemudian masuk Islam pun sudah tahu posisi mereka terhadap hajar aswab. Mereka tidak menyembahnya. Bahkan Umar bin Al-Khattab kita kenal dengan ungkapannya yang abadi:
"Sesungguhnya aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak membahayakan, dan tidak pula dapat memberi manfaat. Seandainya aku tidak melihat Rasulullaah s.a.w. menciummu, maka sekali-kali aku tidak akan menciummu." (H.R. Bukhari).
Rasulullah SAW mencium hajar aswad karena batu itu mulia dan berasal dari surga. TApi bukan karena kita diajarkan untuk menyembah batu itu.
Dari Ibn Abbas bahwa Nabi Muhammad s.a.w. tidak melambaikan tangan (menyalami) kecuali kepada Hajar Aswad dan Rukun Yamani.
Hajar Aswad Sekarang
Hajar Aswad merupakan sebuah batu yang tertanam di pojok Selatan Kabah pada ketinggian sekira 1, 10 meter dari tanah. Panjangnya sekira 25 sentimeter dan lebarnya sekira 17 sentimeter.
Awalnya Hajar Aswad adalah satu bongkah batu saja, tetapi sekarang berkeping-keping menjadi 8 gugusan batu-batu kecil karena pernah pecah. Hal ini terjadi pada zaman Qaramithah yaitu sekte dari Syiah Ismailiyyah al-Baatiniyyah dari pengikut Abu Thahir al-Qarmathi yang mencabut Hajar Aswad dan membawanya ke Ihsaa pada tahun 319 H, tetapi kemudian dikembalikan lagi pada 339 H.
Gugusan terbesar seukuran satu buah kurma, dan tertanam di batu besar lain yang dikelilingi oleh ikatan perak. Inilah batu yang kita dianjurkan untuk mencium dan menyalaminya.
Ahmad Sarwat, Lc

untuk koleksi pribadi.

Selasa, 10 Maret 2009

Hidup itu....

kerjaan rutin yang setiap hari harus kugeluti adalah melewati jalan menuju kantor tempat ku bekerja yang merupakan kampus tempatku menuntut ilmu, nantilah ceritanya gimana aku bisa menjadi petugas ditempatku menuntut ilmu.
hari ini aku belajar bagaimana menikmati hidup. seorang saudara yang dekat denganku pernah berkata hidup itu dijalani saja karena hidup akan mengalir laksana air.
ketika pagi tadi kususuri jalan yang setiap hari selalu sama saja untuk kulewati, pagi ini terasa berbeda. karena....pagi ini mataku tertegun pada 2 orang bapak yang membersihkan selokan got tempat air mengalir. diangkatnya sampah dan kotoran yang menyumbat menggunakan alat angkat tapi dengan tenaganya sendiri. "Ikhlas....." penuh dengan keikhlasan, disebelah lagi kulihat seorang laki-laki sudah agak tua mencabuti rumput dan menanam tanaman pagar di sepanjang jalan kampusku juga dengan gores wajah tua yang "ikhlas...."
Sepanjang perjalanan aku berfikir, mereka mungkin jenuh tapi dengan keikhlasan untuk menghidupi keluarga dirumah rasa bosan dan lelah menjadi suatu seni keindahan alami manusia yang dikodratkan menjadi sesuatu yang indah untuk disyukuri.
Aku sendiri masih sering merasa jenuh dan lelah tapi dengan banyak pelajaran yang kuhadapi, aku tahu hidup ini....... (hanya hati kecil kita yang dapat menjawabnya)

Rabu, 04 Maret 2009

PENELITIAN

Perguruan tinggi di Indonesia mengemban 3 tugas pokok yaitu :
  • Pendidikan
  • Penelitian
  • Pengabdian Kepada Masyarakat
tulisan kali ini berhubungan dengan tugas pokok mahasasiswa sebagai seorang penelaah muda yang akan meneliti permasalahan yang disesuaikan dengan disiplin ilmu yang dimiliki.
dua pendekatan yang dilakukan manusia untuk mencari kebenaran melalui pendekatan non ilmiah dan pendekatan ilmiah. Pendekatan non ilmiah yang digunakan berdasarkan konsep akal sehat, prasangka, intuisa,penemuan kebetulan,coba-coba dan pendapat otoritas ilmiah. but, disini kita akan membicarakan penelitian berdasarkan proses pendekatan ilmiah.
Definisi penelitian adalah suatu proses rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Langkah-langkah penelitian pada umumnya adalah:
  • Identifikasi masalah,pemilihan dan perumusan masalah
  • penelaahan kepustakaan
  • Penyusunan Hipotesis
  • Pemberian Devinisi Operasional
  • Pemilihan dan pengembangan alat pengambil data
  • Penyusunan rancangan penelitian
  • Penentuan Sampel
  • Pengumpulan Data
  • Pengolahan data dan analisis Data
  • Interprestasi hasil analisis
  • Penyusunan Laporan
Tips untuk kamu yang mau meneliti, tentukan masalah dan koleksi literatur baik dari buku atau media digital lainnya.