Selasa, 26 Mei 2009

Strez Sebelum Nikah

Beberapa hari ini kulihat kadedek yang biasanya tersenyum dan selalu ceria menemani ku dengan senyumnya,,,,,,Manyun dan susah senyum,,,,,,,
biasanya dia yang paling banyak tertawa dan membagi rasa kebahagiaan dengan kami yang sangat merindukan kehadirannya ditiap hari-hari kami.
maklumlah,,,,karena banyaknya aktivitas kadang membuat kami juga enggan melangkahkan kaki hanya untuk stay dan nongkrong diluar. Istilah Rumah kedua sudah melekat pada aktivitas kami para jojoba,,,,jomblo-jomblo bahagia berkualitas. karena sungguh bukan tak ingin menikah tapi bagi kami menikah adalah masalah pertaruhan kesungguhan kehidupan, dan kami tak berani mengambil resiko untuk itu.
Alhamdulillah, saudaraku yang kuceritakan manyun tadi memutuskan untuk menikah dengan segala pertimbangan dan alasan,,,,yakinlah kami ini sudah takdir dari_Nya. Dan tak ada yang dapat mengubah takdir.
sore ini setelah Adzan maghrib berkumandang,,,,meluncurlah kalimat dari mulutnya..."Mbak terkena syndrom strez sebelum nikah. dan ini menjadi ketakutan tersendiri. Alasannya beliau takut tak BAHAGIA. ini menjadi syndrom yang aneh tapi nyata.
Semoga Allah memberanikan beliau untuk memilih yang terbaik. Amin